Benar tapi salah

Acapkali kita sering dihadapkan pada situasi yang "benar tapi salah". Maksudnya adalah kondisi dimana "subject yang dibicarakan" sudah benar tapi ada beberapa faktor pendukung yang salah atau kurang tepat. Misalnya kita ingin memberikan kabar kepada rekan kita, mungkin tentang pekerjaan atau apa lah yang ceritanya ini kabar buruk dan urgent. Kita sudah terlanjur cerita tapi ternyata timingnya ga pas, rekan kita sedang ada musibah lain.
Nah loo ... jadi ga enak sendiri kan apalagi kalo rekan kita sampai tambah down.

Dan sayangnya kejadian serupa itu tidak terjadi sekali saja dalam hidup kita, masih ada kasus lain yang memungkinkan situasi "benar tapi salah" itu terjadi.

Ada kejadian lucu, meskipun bukan pengalaman pribadi tapi cukup menggelitik jika ingat ada seorang teman pernah cerita pengalamannya ini. Waktu itu dia (temanku) sedang di rumahnya, tibatiba ada seorang tamu, dan mamanya nyuruh dia bilang ke tamunya kalo sekarang mama lagi ga di rumah. Tentu saja sebagai anak yang baik musti nurut sama ortu kan :D bilang deh dia kalo mamanya ga ada di rumah. Eehhh ... sapa yang nyangka kalo tibatiba adeknya yang masih kecil dateng ke ruang tamu dan narik tangan tamunya masuk.
"Nah, ini mama!" teriak adeknya sambil nunjukin ke arah mamanya pada si tamu :D
Kontan aja si temenku 'n mamanya langsung ...%(#&*(&%$*%*#
Hahahaha ... sebenernya temenku dah benar sih nurut sama mamanya, tapi salahnya dia
...kenapa ga menyembunyikan adeknya dulu sebelum menyembunyikan mamanya :)).

Inti dari postingku kali ini adalah jika ingin melakukan sesuatu pikirkanlah dulu
kemungkinankemungkinan yang akan terjadi, terutama jika itu menyangkut sesuatu yang
"besar". Mungkin contohcontoh di atas tidak menimbulkan efek yang terlalu riskan, tapi ada baiknya kalo kita membiasakan diri dari halhal kecil untuk bermain dengan resiko.
Hidup terlalu singkat jika hanya untuk melakukan halhal "bodoh" yang seharusnya tidak perlu terjadi ;)